Rabu, 14 Januari 2009

Kaligrafi di Bumi Agropolitan

Kata kaligrafi berasal dari bahasa Yunani (kallos: indah, graphia: tulisan). Kaligrafi adalah seni menulis indah dengan pena sebagai hiasan. Seni ini diciptakan dan dikembangkan oleh kamu Muslim Arab sejak kedatangan Islam. Tulisan indah Arab sering juga disebut dengan istilah “khat”, sebuah kata dalam bahasa Arab yang berarti tulisan atas garis. Ketika khat Arab ditampilkan dalam bentuk yang memiliki cita rasa seni dan keindahan, maka khat tersebut disebut dengan Seni Kaligrafi.

Sebagai bahasa yang memiliki karakter huruf yang lentur dan artistik, huruf Arab menjadi bahan yang sangat kaya untuk penulisan kaligrafi. Sifat unik Al-Qur’an ini baru tereksplorasi dengan baik di tangan kaum Muslimin, karena pada masa sejarah pra-Islam, orang Arab tidak memiliki seni tulis seperti yang dikembangkan oleh orang Arab Muslim.

Kaligrafi Arab yang lebih dikenal dengan sebutan kaligrafi Islam karena kedudukannya sebagai pusat dan puncak seni Islam (art of Islamic art), pada awalnya merupakan sarana ilmu pengetahuan yang berubah menjadi aspek kesenian paling penting yang tumbuh dan berkembang ke aneka gaya atau aliran yang tidak pernah dicapai tulisan-tulisan lain.

Dalam kontek keindonesiaan, Kaligrafi berkembang pesat pada era tahun 1980-an hingga saat ini. Berbagai pameran terus diadakan seperti pameran MTQ, Pameran Wajah Islami, dan Pameran Istiqlal. Ini merupakan penanda kejayaan seni kaligrafi Islam Indonesia. Seni kaligrafi ini pun tidak luput dari perhatian pemerintah. Salah satunya, yang dilakukan oleh Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) yang turut berperan serta mengupayakan agar kaligrafi lebih membumi di Indonesia. Melalui agenda rutin LPTQ yaitu Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), kaligrafi merupakan salah satu cabang lomba favorit yang semakin banyak diminati, utamanya para kawula muda. Hal ini menandakan bahwa kaligrafi semakin nyata mendapat tempat di mata masyarakat Indonesia. Kaligrafi juga “masuk ke sekolah” di mana beberapa sekolah menjadikan seni kaligrafi salahsatu kegiatan ekstra kurikuler. Hal ini merupakan sinyal yang kuat untuk secara resmi memasukkan seni menulis indah huruf Arab, khat atau kaligrafi dalam dunia pendidikan dan generasi muda bangsa.

Pada saat ini tanpa terasa, semangat “ke-kaligfari’an” ini telah tumbuh di bumi Gorontalo yang mayoritas penduduknya beragama islam. Hal ini ditandai dengan makin ramainya peserta kaligrafi pada MTQ Kabupaten/Kota sampai Tingkat Provinsi. Hal serupa dapat dijumpai di sejumlah sekolah / madrasah maupun perguruan tinggi . Termasuk pula bisa disaksikan berbagai masjid-masjid terhias indah dengan dekorasi kaligrafi bak masjid-masjid megah peradaban timur tengah.

Sementara itu dibalik semangat kekaligrafian ini, ternyata proses perkembangan kaligrafi Islam di Gorontalo, antara kelompok ataupun sanggar seni hanya berjalan secara inisiatif parsial dalam arti berjalan apa adanya tanpa sentuhan orientasi seperti apa sebenarnya kaligrafi Islam tersebut dalam referensi timur tengah sebagai asal seni ini dan bagaimana perkembangan kaligrafi Islam di Indonesia secara umum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar